RESISTENSI antibiotik menjadi salah satu tantangan serius dalam dunia kesehatan. Bahkan itu disebut pandemi senyap karena tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga berpengaruh luas terhadap produktivitas masyarakat. Ketua Departemen Hubungan Lembaga Pemerintah Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Brigjen TNI Purn. DR. Dr. Soroy Lardo, SpPD KPTI FINASIM mengatakan penggunaan antibiotik harus dilakukan berdasarkan rekomendasi dokter. Dampak buruk yang bisa terjadi jika antibiotik digunakan sembarangan ialah resistensi antibiotik.
“Saya kira tetap kalau antibiotik itu harus berdasarkan pemeriksaan dokter ya, karena kita melihat bahwa antibiotik itu bukan semata obat untuk membunuh kuman, tetapi juga melihat proses yang terjadi pada tubuh,” kata Dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran tersebut dalam diskusi daring, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, penggunaan antibiotik tidak boleh dilakukan secara mandiri tanpa pengawasan medis, sebab antibiotik bukan hanya sekadar obat untukmembunuh kuman, tetapi juga berkaitan dengan proses kompleks di dalam tubuh, seperti patofisiologi dan patogenesis. Oleh karena itu, pemberian antibiotik harus didasarkan pada diagnosis yang akurat oleh tenaga medis profesional. Masyarakat diingatkan bahwa tidak semua demam atau infeksi membutuhkan antibiotik. Infeksi akibat virus, ....