OPINI

Yahya Sinwar dan Timur Tengah yang Berubah

Rab, 08 Mei 2024

TUJUAN perang Israel di Gaza, yakni membebaskan sandera Yahudi dan membasmi Hamas, tidak semuanya tercapai. Pada 6 Mei, Hamas menerima proposal yang diajukan mediator Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat. Proposal ini mengakomodasi substansi tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang: secara bertahap militer Israel (IDF) harus mundur sepenuhnya dari Gaza dan membebaskan sejumlah besar tahanan Palestina dari penjara Israel. Sebagai imbalan, Hamas membebaskan seluruh sisa sandera warga Yahudi. Memang Israel kemudian membombardir Gaza dan menjatuhkan pamflet yang mendesak pengungsi Palestina di Rafah mengungsi ke pesisir Rafah.

Apakah dengan demikian IDF tetap akan melancarkan serangan darat ke Rafah sebagaimana dijanjikan PM Israel Benjamin Netanyahu? Tampaknya tidak. Pasalnya, serangan darat ke Rafah, yang dihuni 1,4 juta pengungsi yang hidup berdesak-desakan di bawah tenda, ditentang PBB dan sekutu utama Israel, yaitu AS, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Memang kalau Rafah dibombardir untuk menaklukkan Hamas, tragedi kemanusiaan tak terlukiskan akan terjadi. Ini akan menimbulkan krisis keamanan regional dan global. Dus, sekutu Israel menetapkan Rafah sebagai garis merah. Tampaknya serangan IDF saat ini hanya bertujuan menekan Hama....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement