PELUANG untuk mendapatkan pekerjaan di luar negeri tentunya akan lebih besar jika memiliki keterampilan atau latar belakang pendidikan yang sesuai dengan pasar kerja. Pengamat pendidikan yang juga pendiri Jurusanku.com, Ina Liem, mengungkapkan, di seluruh dunia lulusan STEM (science, technology, engineering, and math) memiliki permintaan yang tinggi, tapi ketersediaannya lebih rendah. Sementara itu, lulusan jurusan sosial/humaniora kebalikannya.
“Jadi, kalau bisa, kalau memang keluar negeri sebisa mungkin ambil yang demand-nya tinggi, tapi supply rendah, tapi bukan berarti yang jurusan humaniora itu juga tidak ada (peminatnya). Misalnya seperti di Australia, early childhood education itu sangat kekurangan. Pendidikan anak usia dini untuk mengajar di daycare, playgroup, TK, itu gampang banget, tuh, untuk menemukan peluang di sana,” katanya saat dihubungi Media Indonesia melalui sambungan telepon, Rabu (19/2). Ia pun menyarankan peminat kerja di luar negeri agar mengikuti perkembangan terbaru pasar kerja secara intensif karena perubahan yang terjadi begitu dinamis.
Ina juga menilai pasar kerja di luar negeri lebih menghargai pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan tenaga terampil seperti terapis, perawat, atau teknisi, jika dibandingkan dengan di Indonesia. Meski begitu, pemberi kerja di luar negeri juga mementingkan adanya sertifikat untuk profesi-profesi itu. Dengan penghargaan yang lebih tinggi, baik pekerja kerah biru maupun....