ISU kohesivitas koalisi partai politik (parpol) di Indonesia sepekan belakangan ini kian dinamis. Namun, satu hal tetap similar. Pola koalisi hanyalah replikasi atau refabrikasi tapak kepentingan elitis. Bagaimana dinamika koalisi dimengerti menyusul Partai NasDem bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)?
Rantai sejarah koalisi berkembang terutama ketika penentuan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) kian mendidih sejak pecahnya reformasi Mei 1998. Hingga kini, berbagai lembaga survei mematok tiga calon presiden: Anies Rasyid Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Tiga kandidat tersebut mesti cermat menemukan cawapres yang pantas, terutama prospek basis politik elektorasinya dan moderasi politik yang mengakomodasi varian pembilahan sosial.
Namun, basis politik elektoral massa terkesan tergusur ke tepian permainan ketika kelompok oligarki partai menyusun agenda politik mereka sendiri. Fenomena itu membuktikan politik di Tanah Air eksklusif dan sentralistis, sementara pengelolaan negara berbasis ide politik desentralistis. Aktor-aktor partai-partai politik 'terjebak' dalam sekat siapa tidak menjadi wakil dari s....