SETELAH menyatakan niatnya mengambil alih Terusan Panama, Greenland, dan Kanada, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan mengambil alih Gaza, mendepopulasi warganya, dan membangun kembali enklave yang telah hancur lebur oleh bombarmen Israel untuk dijadikannya Riviera of the Middle East (Pantai Air Hangat Timur Tengah). Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu yang berdiri di samping Trump saat konferensi pers itu, pada 5 Februari, menyatakan akan melanjutkan perang di Gaza setelah fase pertama gencatan senjata dengan Hamas berakhir pada 1 Maret.
Rencana Trump mengambil alih Gaza mengagetkan negara-negara Timteng (Timur Tengah), bahkan dunia. Merelokasi 2,3 juta warga Gaza ke Mesir dan Yordania, dilihat Komisi Tinggi HAM PBB, sebagai bentuk ethnic cleansing. Pada Juli lalu, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan pendudukan Israel atas Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem Timur ialah ilegal serta memerintahkan Israel membongkar permukiman Yahudi di sana dan memberi kompensasi terhadap pengungsi Palestina yang diusir dari tanah mereka.
Trump juga mengeluarkan perintah eksekutif yang menjatuhkan sanksi pada sektor perminyakan Iran serta pembekuan aset para staf, hakim, dan keluarga mereka serta semua pihak yang membantu Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) karena mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Net....