Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Firman Noor, mengatakan proses penentuan calon kepala daerah (cakada) masih dimonopoli oleh partai politik (parpol) dan elite politik. Akibatnya, masyarakat merasa kurang dilibatkan dalam Pilkada 2024 yang tecermin dari tingkat partisipasinya kali ini semakin menurun dari gelaran sebelumnya.
"Jadi publik merasa pilkada seperti datang ke restoran dan dia harus memilih, tetapi menunya sudah ditentukan sehingga sejak awal publik merasa terlibatnya itu kurang," kata Firman, saat dihubungi di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, solusi utama untuk meningkatkan angka partisipasi tidak hanya dengan merevisi Undang-Undang (UU) tentang Pemilu dan Pilkada, tetapi juga menarik publik supaya terlibat aktif menentukan cakada. Kondisi yang selama ini terjadi ialah partai memilih cakada dengan sangat pragmatis dan mengesampingkan aspirasi masyarakat.<....