KOLOM PAKAR

Restorasi Narasi Kebangsaan

Sen, 16 Des 2024

SEBAGAI bangsa, sesungguhnya kita tengah kehilangan narasi. Kehilangan--meminjam istilah Bagus Mulyadi--akan letaknya di dalam kosmos kehidupan ini. Tentang identitas, eksistensi, dan arti keberadaannya di tengah-tengah tata pergaulan dunia sekarang ini. Tentang posisinya dalam pertanyaan: jika Indonesia hilang hari ini, adakah dunia akan merasa kehilangan? Adakah yang menyayangkan kejadiannya? Adakah Indonesia hanya sebatas tanah tempat kita berpijak?

Sebelum masa pergerakan, kita memiliki narasi kebesaran Sriwijaya sebagai center of excellence ajaran spiritual. Di masa Majapahit, kita memiliki narasi sebagai empire yang menguasai wilayah Asia Tenggara dengan tata kelola persemakmuran yang dijalankannya. Di masa pergerakan, kita memiliki narasi berupa perjuangan menuju kemerdekaan hingga melahirkan jargon 'Merdeka atau Mati!'. Kemerdekaan tidak hanya menjadi cita-cita, melainkan narasi yang membimbing kesadaran anak-anak bangsa yang terdidik.

Di masa pascakemerdekaan kita tetap memiliki narasi yang kuat, yakni revolusi nasional: bahwa setelah merdeka, pekerjaan kita belumlah selesai. Lebih dari itu, pekerjaan kita sebagai bangsa justru barulah dimulai. Sebab, neokolonialisme dan neoimperialisme tidak pernah berhenti menanamkan pengaruh di neg....

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement