OPINI

Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal

Sel, 09 Jul 2024

MASOUD Pezeshkian, mantan dokter bedah jantung berdarah Azerbaijanterpilih menjadi presiden Iran menggantikan Ebrahim Raisi yang tewas karena kecelakaan helikopter dalam sebuah pemilu yang tidak begitu legitimate karena hanya diikuti oleh 60% pemilih. Sementara itu, 40% lainnya memboikot pemilu itu karena mereka menganggap memberi suara pada pemilu dengan sistem politik Iran saat ini tidak ada gunanya.

Ia terpilih dalam pemilu sela yang dimenanginya dengan cara mengalahkan politikus garis keras Saeed Jalili, yang didukung oleh pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Pezeshkian tidak mudah mengalahkan mantan juru runding nuklir Iran tersebut. Selain karena Jalili didukung oleh semua unsur garis keras dalam negeri, rakyat Iran juga tidak bersemangat memberi suara dalam pemilu dengan sistem politik yang tidak kompatibel dengan pandangan politik generasi baru Iran. 

Maka itu, Pezeshkian harus berterima kasih kepada mentornya, yaitu tokoh-tokoh moderat seperti mantan Presiden Hasan Rouhani, mantan Menlu Javad Zarif dan mantan Presiden Mohammad Khatami, yang dipandang tokoh reformis Iran terkemuka. Orang-orang itulah saat-saat terakhir berhasil menggugah elemen muda nasional yang disebut grey voters keluar untuk memberi suara. Grey voters ini mengacu kepada pribadi-pribadi yang reform minded dan terlahir pascarevolusi Iran. 

SHARE THIS

Belum selesai membaca berita ini ? Selesaikan dengan berlangganan disini Berlangganan

Advertisement

Advertisement