HARI Sarjana Nasional akan diperingati pada 29 September mendatang. Seperti apa potret sarjana kita di masa pandemi covid- 19 ini?
Pakar pendidikan yang juga Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Prof Cecep Darmawan menyampaikan, pandemi covid-19 membawa dampak perubahan terhadap sistem kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, misalnya, tidak hanya cara-cara konvensional pembelajaran yang berubah menjadi sistem pendidikan jarak jauh (PJJ), tetapi juga pola pikir pelajar dan mahasiswa harus turut menyesuaikan.
“Pendidikan mengalami disrupsi, artinya kita sebagai sumber daya pendidikan pun pelaku-pelaku pendidikan itu juga harus menyesuaikan diri, adaptasi, harus punya tingkat adaptabilitas yang baik, tinggi. Tanpa ada adaptasibitas seperti itu, ya sulit pendidikan kita maju,” kata Prof Cecep kepada Media Indonesia, Rabu (22/9).
Di tengah disrupsi ini, Ketua Prodi PKn Magister dan Doktor UPI Periode 2020-2024 itu mengatakan, peran regulator pendidikan menjadi penting. Mereka harus sigap merespons masalah, khususnya yang muncul karena imbas kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
“Meskipun niat Kemendikbudristek bagus, tapi karena latar belakang bukan dari pendidikan sehingga kebijakan terkesan semrawut dalam penataan sistem pendidikan.”
Menurutnya, para sarjana yang lulus di masa pendemi tumbuh dalam teknologi selama mereka melakukan perkuliah an jarak jauh (PJJ) sebagai bagian dari adaptasi mereka di new normal.
Sayangnya, kata Cecep, tidak semua dari mereka beruntung sebab masih ada beberapa wilayah yang fakir internet.
Kalau ditanya seperti apa nasib sarjana kita pascapandemi ini, Cecep berharap tidak ada profil kompetensi lulusan yang menurun. “Kalaupun ada, jangan terlalu jauh,” terangnya.
Untuk mengetahui sejauh mana potensi learning loss itu, Cecep menilai perlu dilakukan penelitian untuk meng ungkapnya sehingga bisa disiapkan solusi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2020 menyebutkan, kondisi angkatan kerja di Indonesia saat ini 56,85% berpendidikan SD/SMP sederajat, 30,16% berpendidikan SMA/SMK sederajat, dan 13,02% berpendidik an diploma ke atas.
Dari total 136 juta angkatan kerja, sebanyak 7 juta merupakan pengangguran. Bahkan selama pandemi, jumlah pengangguran ditaksir meningkat menjadi sekitar 8 juta sampai 10 juta orang.
Dengan estimasi jumlah angkatan kerja baru yang setiap tahunnya mencapai angka 3 juta, sahut Cecep, itu artinya pemerintah punya tanggung jawab menyiapkan lapangan kerja bagi sedikitnya 8 juta orang. “Oleh karenanya, terobos an dengan membuka lapangan kerja baru sangat ....
- Home
- Category
- POLKAM
- FOKUS
- EKONOMI
- MEGAPOLITAN
- OPINI
- SUARA ANDA
- NUSANTARA
- HUMANIORA
- INTERNASIONAL
- OLAHRAGA
- SELEBRITAS
- EDITORIAL
- PODIUM
- SELA
- EKONOMI DIGITAL
- PROPERTI
- KESEHATAN
- OTOMOTIF
- PUNGGAWA BUMI
- BELANJA
- JENDELA BUKU
- WAWANCARA
- TIFA
- PESONA
- MUDA
- IKON
- MEDIA ANAK
- TRAVELISTA
- KULINER
- CERPEN
- HIBURAN
- INTERMEZZO
- WEEKEND
- SEPAK BOLA
- KOLOM PAKAR
- GARDA NIRBAYA
- BULAKSUMUR
- ICON
- REKA CIPTA ITB
- SETARA BERDAYA
- EDSUS HUT RI
- EDSUS 2 TAHUN JOKOWI-AMIN
- UMKM GO DIGITAL
- TEKNOPOLIS
- EDSUS 3 TAHUN JOKOWI-AMIN
- PROMINEN
- E-Paper
- Subscription History
- Interests
- About Us
- Contact
- LightDark
© Copyright 2020
Media Indonesia Mobile & Apps.
All Rights Reserved.